Tidak lengkap rasanya berkunjung ke Maumere, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur jika belum membeli kain tenun ikat untuk oleh-oleh bagi keluarga di rumah.
Di kota Maumere, wisatawan lokal, nusantara, dan mancanegara tidak begitu susah mencari tempat jualan kain tenun ikat Sikka. Hampir setiap pasar di kota Maumere ada penjual kain tenun ikat itu.
Selain di pasar, warga Sikka sudah mulai membuka usaha kain tenun ikat dengan membuka galeri tenun.
Galeri tenun menjadi sarana promosi kain tenun. Usaha ini sudah mulai banyak diminati para pebisnis dan pecinta tenun ikat di Maumere. Boleh dibilang, ini gaya baru mempromosikan kain tenun ikat Sikka kepada konsumen.
Salah satu yang tidak ketinggalan membuka galeri tenun ikat ini adalah ibu Anjelita Sonya Da Gama. Ia membuka galeri tenun ikat Sikka dengan nama 'Sonya Tenun'.
Galeri Sonya Tenun ini berada di Jalan Moa Toda, Kelurahan Kota Baru, Kabupaten Sikka. Galeri tenun ini berada di pusat kota Maumere.
Beraneka motif dan warna kain tenun ikat yang dipajang untuk dijual di Sonya Tenun ini.
Sonya demikian ia disapa menuturkan, di Galeri Sonya Tenun menyiapkan segala macam yang berhubungan dengan budaya, seni, dan kerajinan dari 6 etnis yang ada di Kabupaten Sikka.
"Semuanya ada. Mulai dari Sikka, Sikka Iwang, Tana Ai, Palue, Kidung, dan Maumere Lio. Yang ada di sini itu kain-kain tenun ikat. Sementara ini, ada beberapa kain tenun yang dibuat tahun 70-an. Ke depan saya rencana kalau bisa semua motif kain tenun itu ada di sini. Jadi itu, untuk dijadikan museum mini kain tenun ikat," tutur Sonya kepada Kompas.com, Kamis (9/5/2019).
Ia menjelaskan produk-produk dari kain kain tenun ikat yang dijual di galeri itu beraneka ragam. Mulai dari tas, topi, anting, selendang, dompet, sandal, sepatu, bahkan ada gantungan kunci.
Ia mengatakan, aneka produk kain tenun yang dijual di galeri itu juga merupakan hasil kerja sama dengan UKM di luar kota.
Sementara itu, untuk lembaran kain tenun dibeli dari langsung di penenun dari ujung perbatasan Flores Timur sampai di perbatasan Paga Ende.
"Konsep keduanya, tempat ini jadi tempat display buat teman-teman UKM yang ada di luar kota, kecamatan desa. Mungkin mereka tidak punya tempat untuk jualan, bisa dititip di sini," ungkap Sonya.
Ia mengaku memulai bisnin kain tenun ikat sejak tahun 2011. Inspirasinya muncul pada tahun 2010.
"Waktu itu banyak mengunakan batik. Dari situ muncul, mengapa tidak buat dari kain tenun ikat Sikka saja," kata Elis.
No comments:
Post a Comment