Berbagai usaha dilakukan Kementerian Pariwisata, untuk memenuhi target 20 juta wisatawan mancanegara di tahun 2020. Salah satu kuncinya ada di industri penerbangan.
Menteri Pariwisata (Menpar) merumuskan ada beberapa strategi yang harus dilakukan para maskapai penerbangan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di tahun 2018 ini.
Dari rilis yang diterima KompasTravel, Selasa (6/2/2018), Arief mengatakan untuk mencapau 25 juta kunjungan wisman, Indonesia masih buruh tambahan 1,1 juta kursi pesawat (kapasitas penerbangan) dari penerbangan internasional.
"Targetnya menutup defisit 1,1 juta international flight seats tahun ini. Caranya? Fokus pada pasar utama pariwisata. Optimalisasi low season. Menyarankan dibukanya rute baru. Ada juga program stimulus atau insentif yang sudah disiapkan," ujar Menpar, saat kunjungan ke kantor Garuda Indonesia, Jakarta Senin (5/2/2018).
Menpar menyebutkan data yang dihimpun Kementerian Pariwisata, Tiongkok berada di daftar teratas pemasok wisman terbesar. Angkanya sekitar 1,91 juta di 2017, atau tumbuh 42,22 persen.
Selain Tiongkok, Eropa merupakan pasar bagus bagi pariwisata Indonesia. Kunjungan wisman Eropa ada 1,74 juta wisman, atau tumbuh 14,12 persen.
Ada juga potensi Australia sebanyak 1,10 juta wisman, Singapura 1,31 juta wisman, India 434.190 wisman, hingga Malaysia 1,09 juta wisman.
Selain itu ada poros Taiwan dan Hongkong yang banyak digarap maskapai Indonesia, terutama Garuda Indonesia.
Ia melihat Taiwan cukup produktif dengan kontribusi 199.050 ribu wisman. Perlahan tetapi pasti, Taiwan tumbuh dua persen. Untuk Hong Kong berkontribusi 77.300 wisman, tumbuh 0,17 persen.
Selain pasar potensial, maskapai harus jeli dan terbuka melihat moment saat low season. Ia meminta para maskapai memaksimalkan low season dengan menambah seats di rute-rute potensial.
Menpar mengatakan dalam low season, bisa menggunakan konsep sharing economy, juga discount. Besarannya adalah 30-40 persen, secara menyeluruh. Artinya berlaku untuk maskapai, akomodasi, bahkan destinasi.
Kami ingin Lion Group dan maskapai lain memberitahukan kapan low season itu terjadi. Saat low season, maka semua akan ikut (sharing economy dan discount). Besarnya bisa 30 persen atau 40 persen. Nanti kalau ada yang tidak mau ikut, maka sanksi sosialakan diberikan. Kebijakan ini dilakukan agar industri tetap jalan, lanjutnya lagi.
Menpar menambahkan, penambahan rute baru dan frekuensi penerbangan berpeluang mengatrol jumlah kedatangan wisman.
Penambahan rute baru harus dilakukan. Sebab, pemetaannya sudah jelas. Tiongkok memang market besar. Namun, kota-kota baru harus coba dikembangkan. Australia punya kemampuan spending yang besar. Potensi kota-kota lain di sana harus dikaji lagi, lanjutnya.
No comments:
Post a Comment