tipis nan renyah Ciocolato Banana tersaji di meja. Permana Sigidprawiro menunjuk irisan pisang segar di atas olesan cokelat.
Ia berjanji, piza itu terasa jauh lebih nikmat ketika irisan pisang segar diganti sale pisang. Inilah uniknya piza: ia punya kuasa untuk diadaptasikan.
Yang terpenting, piza memungkinkan peracikan isian apa saja untuk memenuhi nutrisi, kata Permana, Corporate Director of Food and Beverage untuk rumah makan Patio Trattoria and Pizzeria, Kamis (2/3/2017), di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Piza Ciocolato Banana paduan rasa keju mozarela, selai cokelat, dan selai kacang, yang diimbuhi sensasi aroma rasa pisang segar. Kerenyahan gandum tipis melengkapi kenikmatan menyantap piza yang didominasi rasa manis tersebut.
Sebenarnya, ada rasa umami atau gurih dari kejunya. Rasa manis pisang diperkuat manisnya selai kacang dan cokelat.
Dari rasa pisang itu pula keluar aroma khas yang dilengkapi kesegaran dari sedikit rasa asam pisang. Ciocolato Banana, piza dengan rasa dan aroma yang membuai.
Belum lagi ketika Permana menawarkan sensasi lain yang dijanjikannya akan melebihi sensasi rasa Ciocolato Banana.
Pisang segar Ciocolato Banana diganti sale pisang. Maka, Ciocolato Banana dengan sale pisang akan mengeluarkan kekhasan aroma.
Sayang saja, ketika imajinasi tidak dapat diwujudkan. Sale pisangnya tidak tersedia.
Bahan baku sale pisang sulit didapat di Jakarta, ujar Permana.
Sale pisang merupakan makanan olahan berbahan dasar buah pisang. Prosesnya tidaklah sulit. Pisang matang atau setengah matang disisir kemudian dijemur untuk mengurangi kadar airnya.
Dari pengeringan secara alami ini sebenarnya sudah memungkinkan menjadi sale pisang yang siap dikonsumsi.
Untuk menambah keawetan dan aroma khas yang makin kuat, dibutuhkan pengasapan.
Pengasapan memperkuat karakter sale pisang dengan warna dan rasa yang tidak berubah dalam periode waktu yang relatif cukup lama.
No comments:
Post a Comment