- Direktur Niaga AirAsia Indonesia, Rifai Taberi mengatakan faktor infrastruktur pariwisata menjadi pertimbangan pihak AirAsia (global) bila ingin membuka rute penerbangan baru ke Indonesia. Hal itu diungkapkannya seusai peresmian "Pesawat bercorak Indonesia" di Garuda Maintainance Facilities, Banten, Rabu (13/9/2017).
"Kami melihat ekosistem pariwisata. Salah satu itu AirAsia sendiri. Kalau ekosistemnya sudah memadai (maka bisa dipertimbangkan). Karena konsep bisnis kita low cost, penjualannya banyak di online," jelasnya.
Ia mengakui grup AirAsia kuat di kancah internasional. Rifai mengatakan AirAsia Indonesia membutuhkan dukungan dari grup AirAsia lainnya bila ingin membuka rute baru.
"Jika kita (AirAsia) membuka destinasi baru ke Indonesia, apakah infrastruktur kita di China sudah cukup kuat untuk mengisi load factor (rute baru) ini. Jadi bukan hanya infrastruktur di Indonesia saja seperti hotel dan transportasi," ujarnya.
Menurut Rifai, infrastruktur pariwisata di China dan India juga mesti dipelajari. Hal itu untuk memperkuat rencana pembukaan rute baru.
"Kalau bicara tertarik, di 10 destinasi prioritas itu yang dipaparkan Kementerian Pariwisata, kita tertarik semua. Tapi kita dalam tahap assesment termasuk Silangit, Labuan Bajo, Raja Ampat," jelasnya.
Adapun ikon pariwisata Indonesia di badan pesawat AirAsia Indonesia yaitu Gunung Bromo, Candi Borobudur, wayang kulit, serta logo Wonderful Indonesia. Ikon tersebut menghiasi badan pesawat (livery) AirAsia Indonesia bertipe Airbus 320-200. Pesawat beregistrasi PK-AXV dengan ilustrasi ikon pariwisata Indonesia itu sudah mulai beroperasi pada 6 September 2017.
No comments:
Post a Comment