Friday, July 12, 2019

5 Tips Berkunjung ke Desa Adat Baduy Banten

Jembatan bambu yang dibuat penduduk Baduy secara gotong royong di Kampung Gajebo, Desa Adat Baduy atau Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu (17/2/2018).

Salah satu desa adat yang masih memegang teguh adat istiadatnya adalah Desa Adat Baduy yang terletak di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.

Desa ini pun kian ramai dikunjungi oleh para wisatawan yang ingin melihat bagaimana keindahan alam hingga kegiatan penduduk Baduy dengan kearifan lokalnya. Anda tertarik untuk berkunjung ke desa adat ini? Simak tipsnya berikut ini.

Baduy sendiri terbagi dalam dua wilayah yakni Baduy Luar dan Baduy Dalam, yang juga terbagi atas 65 kampung. Untuk bisa sampai ke kampung-kampung tersebut bahkan di Baduy Dalam, wisatawan akan menempuh perjalanan setapak yang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki.

Founder Komunitas Sahabat Baduy, Keke mengatakan hal utama yang harus diperhatikan adalah stamina dan fisik Anda.

Pertama mereka (wisatawan) harus tahu soal Baduy. Jangan muluk-muluk untuk senang-senang karena ini bukan piknik. Mereka harus trekking, perjalanan cukup jauh, jadi pikirkan fisik, kata Keke kepada KompasTravel di Kampung Balingbing, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu (17/2/2018).

Setelah dipastikan fisik Anda kuat untuk trekking dengan jarak yang cukup jauh juga perjalanan dengan waktu lama, maka siapkan peralatan lainnya.

Kedua (yang dipersiapkan) peralatan yang dibawa harus mumpuni karena tahu akan trekking, kata Keke.

Alat-alat yang dimaksudkan seperti halnya, menggunakan sepatu yang nyaman, sebab jalan setapak terbuat dari bebatuan kali. Bahkan jika turun hujan, jalanan tersebut cukup licin.

Kemudian juga persiapkan jas hujan, jaket, menggunakan ransel, senter, dan sleeping bag untuk digunakan saat tidur.

Jika Anda menginap di rumah-rumah penduduk, bisa membawa makanan basah yang bisa dimasak di sana juga camilan. Sesampainya Anda di rumah penduduk, tidak akan menemukan warung makan, memang di siang hari ada beberapa penjual dari luar desa tersebut yang berjualan seperti mi bakso. Tetapi di malam hari, Anda bisa memasak untuk santapan malam bersama.

Desa adat ini betul-betul memegang teguh adat istiadat, sehingga nantinya para pengunjung pun diimbau menaati peraturan yang ada. Di Baduy Dalam, ada beberapa peraturan yang harus ditaati.

Seperti halnya diungkapkan oleh tokoh adat di sana, Ayah Mursid, bahwa di Baduy Dalam tidak boleh mengambil foto atau pun video. Kemudian jika mandi disungai tidak boleh menggunakan sabun, shampo, dan pasta gigi.

Maka dari itu, Keke menambahkan, jika wisatawan berkunjung ke sana sebaiknya bisa menghargai dan menaati aturan juga kearifan lokal Suku Baduy.

Hal lainnya yang terkadang luput dari perhatian adalah soal sampah. Keke mengatakan ada larangan untuk membuang sampah sembarangan. Sehingga ada baiknya para pengunjung membawa kembali sampah-sampah mereka.

Harus ketahui bahwa (Suku Baduy) memelihara alam dengan sangat baik. Kalau ada larangan dilarang buang sampah sembarangan, ya dihargai. Jangan penuhi desa ini dengan sampah, tidak ada salahnya juga kalau (wisatawan) bisa membawa pulang sampahnya, kata dia.

No comments:

Post a Comment