- Ayam Kesrut adalah salah satu kuliner khas Suku Osing di Banyuwangi yang diangkat pada Festival Banyuwangi Kuliner (Bakul) 2018.
Ayam Kesrut atau Uyah Asem berbahan baku ayam kampung muda yang dimasak dengan bumbu-bumbu sederhana yaitu, cabai merah besar, cabai rawit, terasi, gula, garam dan juga belimbing sayur.
Cara memasaknya pun sangat mudah, ayam kampung dipotong kecil-kecil lalu direbus dengan bumbu yang sudah dihaluskan hingga matang. Terakhir masukkan belimbing sayur yang sudah dipotong-potong.
"Bumbunya tanpa menggunakan bawang-bawangan. Jadi sangat sederhana sekali masaknya. Seperti sup. Rasanya pedas, gurih, segar, asam dari belimbing sayur. Ayamnya juga tidak perlu digoreng lebih dulu," kata Mamet, salah satu pemilik warung yang ikut dalam festival Banyuwangi Kuliner kepada Kompas.com, Kamis (12/4/2018).
Namun, menurutnya, ada juga yang menambahkan sedikit potongan lengkuas dan juga bunga kecombrang agar lebih kaya rasa. Selain itu agar porsinya lebih banyak, ada juga yang menambahkan potongan pepaya muda atau kacang panjang.
Mamet mengatakan agar daging ayam yang dimasak tidak terlihat pucat, dia menambahkan cabai merah besar sedikit lebih banyak sehingga warna dari cabai terlihat dipotongan daging ayam.
Selain itu, dia memilih ayam kampung jantan yang masih muda dan potongan daging ayam dimasukkan setelah air telah mendidik. "Saat masak saya menggunakan api sedang sehingga daging ayamnya masak sempurna dan bumbunya meresap ke tulang dan daging ayam," kata Mamet.
Walaupun rasa ayam kesrut relatif pedas, untuk menikmatinya masih harus dilengkapi dengan sambal segar dan pepas tahu serta kerupuk kulit sapi atau rambak dan nasi putih hangat.
Saat ini, ayam kesrut ini banyak ditemukan di warung-warung di kawasan kota Banyuwangi dan pedesaan di lereng Gunung Ijen. Tidak hanya itu, hotel berbintang di Banyuwangi juga banyak yang menawarkan menu ayam kesrut ini.
Sementara itu Hasnan Singodimayan, budayawan Banyuwangi kepada Kompas.com mengatakan ayam kesrut atau uyah asem mulai populer sejak tahun 1950-an dan masuk kuliner golongan kelas menengah.
Saat dibukanya perkebunan di Banyuwangi pada tahun 1870-an banyak pendatang yang masuk ke Banyuwangi dengan membawa ragam kulinernya sehingga terjadi akulturasi bukan hanya budaya tapi juga soal makanan sehingga makanan di Banyuwangi unik dan beragam.
Selain itu, ayam kesrut lebih banyak menggunakan bagian tulangan ayam seperti ceker, sayap dan bagian punggung karena dipengaruhi era penjajahan Jepang.
"Saat zaman Jepang sulit mencari bahan makanan sehingga masyarakat dituntut punya ide untuk membuat olahan makanan dengan bahan makanan yang ada. Saat itu semuanya serba sulit," katanya.
Nama kesrut sendiri diambil dari cara makannya yang diseruput atau istilahnya kesrut. Sementara nama uyah asem diambil dari rasanya yang asin dan segar asam serta bumbu yang digunakan.
Nah. Jika ke Banyuwangi anda wajib mencicipi kuliner ayam kesrut atau anda bisa memasaknya sendiri rumah karena bahan dan bumbunya sangat sederhana tapi memiliki rasa istimewa.
No comments:
Post a Comment