Jelang Imlek, ada berbagai tradisi yang dilakukan oleh orang Tionghoa untuk merayakan tahun baru. Tradisi Imlek biasa dilakukan beberapa hari sebelum Hari Imlek, yang kebetulan jatuh pada Selasa (5/2/2018).
Yuk simak tradisi Imlek yang dilaksanakan orang Tionghoa ketika perayaan Imlek, seperti berikut ini:
Rumah harus sudah bersih dan aktivitas beres-beres harus selesai ketika tengah malam sebelum Imlek. Membersihkan rumah bagi orang Tionghoa penting, karena selain menyambut saudara, tetangga, dan rekan yang datang bersilaturahmi, membersihkan rumah punya arti lain.
Membersihkan rumah jelang Imlek dianggap untuk membersihkan kesialan tahun sebelumnya. Tahun baru berarti saatnya rezeki baru masuk, untuk itu membersihkan rumah saat Hari Imlek justru hal tabu karena dianggap dapat membersihkan rezeki yang baru.
Bagi Tionghoa yang masih memegang kepercayaan Konghucu, sembahyang leluhur lazim dikakukan sehari sebelum Imlek. Sembahyang leluhur dilakukan dengan memberi persembahan makanan yang terdiri dari buah, kue, dan daging. Juga minuman seperti teh dan arak.
Terakhir, dilakukan dengan membakar uang kertas. Kepercayaan ini tidak lagi dilakukan oleh semua orang Tionghoa kini.
Malam sebelum Imlek atau pagi Imlek ada tradisi sembahyang ke klenteng untuk memanjatkan syukur sekaligus meminta perlindungan di tahun baru. Sembahyang ke klenteng dilakukan oleh Tionghoa dengan kepercayaan Konghucu.
Lazimnya makan bersama keluarga dilakukan malam sebelum Imlek. Saat malam ini ada berbagai hidangan khas peranakan Tionghoa-Indonesia yang disajikan. Ketika pagi Imlek, makan bersama juga dilakukan tetapi biasanya hidangan yang disajikan tidak mengandung daging.
Hal ini dipercaya sebagai penghormatan bagi dewa yang tidak menyantap hewan bernyawa. Namun kembali lagi kepercayaan ini hanya dilakukan Tionhoa kepercayaan Konghucu.
Hari pertama biasanya keluarga saling mengunjungi. Lazimnya anggota kelaurga berusia muda akan berkunjung ke anggota keluarga yang usianya lebih tua. Silaturahmi dilakukan dengan memberi salam Gong Xi Fat Choi sembari mengepalkan tangan kanan di dada lalu dibungkus dengan telapak tangan kiri sebagai tanda penghormatan.
Selesai memberi salam, orang yang sudah menikah akan memberikan angpao kepada orang yang belum menikah. Pernikahan dianggap sebagai batas kedewasaaan seseorang, tetapi bagi orang dewasa yang belum menikah masih boleh menerima angpao yang dianggap dapat memberi nasib baik termasuk jodoh.
Sebenarnya tradisi Tionghoa kuno adalah memberi permen atau manisan, bukan angpao. Namun karena uang dianggap lebih praktis dan berguna terjadi perubahan tradisi.
No comments:
Post a Comment