Friday, October 4, 2019

Angkasa Pura 1 Dorong Pengembangan Pariwisata NTT

Wisatawan menikmati obyek wisata Pantai Kolbano di Desa Kolbano, Kecamatan Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, Senin (10/12/2018). Pantai Kolbano merupakan salah satu obyek wisata di Pulau Timor dengan jarak tempuh tiga jam dari Kota Kupang.

PT. Angkasa Pura 1 (Persero) mendorong pengembangan pariwisata Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui program Collaboration Destination Development (CDD).

AP 1 menyiapkan sejumlah strategi dan mengajak pemerintah daerah, industri wisata, dan komunitas di daerah agar menyamakan visi dan misi demi pengembangan pariwisata NTT.

"Kami ingin coba menggali terkait seluruh potensi pariwisata. AP1 hadir di NTT tak hanya membangun bandara, tapi juga ingin membangun wilayah melalui bandara. Terbukti di tempat lain, bandara bisa menstimulus perekonomian," kata Direktur Umum AP 1, Faik Fahmi dalam acara Collaborative Destination Development: Explore the Amazing Destination at East Nusa Tenggara di Kupang, Selasa (11/12/2018).

Menurut Faik, potensi pariwisata provinsi NTT memang belum digarap secara optimal. Ia menyebut dari data pergerakan penumpang di Bandara El Tari Kupang selama setahun sekitar 2 juta orang, hanya 9 persen di antaranya yang bertujuan untuk wisata.

"Artinya masih belum memenuhi harapan. Belum balance. Kegiatan pengembangan turis tak bisa berjalan sendiri. Ke depan, kita bisa punya program yang bersinergi. Jadi, ini bagian dari komitmen (AP 1) sebagai agent of development. Kami memang ingin mendukung secara serius pemerintah NTT," lanjut Faik.

Data Dinas Pariwisata NTT mencatat kunjungan wisatawan nusantara tahun 2016 sebanyak 832.000 orang dan 140.000 orang. Sebagian besar wisatawan itu, berkunjung ke Pulau Flores, sedangkan sisanya ke Pulau Timor, Alor, Sumba dan Rote Ndao.

AP 1 menyiapkan berbagai insentif untuk mendukung pengembangan wisata di NTT.

Faik mengatakan AP 1 akan memberi insentif berupa pembebasan biaya mendarat (landing fee) untuk maskapai yang membuka penerbangan ke Kupang dan membantu biaya promosi maskapai yang menambah frekuensi penerbangan selama enam bulan.

"Kami harapkan lebih banyak penerbangan internasional yang masuk ke NTT," ujarnya.

Untuk menyiapkan infrastruktur Bandara El Tari Kupang, pihak AP 1 menganggarkan dana Rp 400 miliar. Pihak AP 1 juga menjajaki kemungkinan untuk mengelola Bandara Komodo dan Bandara David Constantijn Saundale di Pulau Rote.

"Target kami kunjungan harus meningkat dari 9 persen, harapannya lebih banyak yang masuk. Target pertumbuhannya kami targetkan 20 persen. Kemudian bisa kita arahkan untuk segmen wisatawan yang middle up dalam strategi marketingnya," ujar Faiq.

CDD merupakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang diinisiasi oleh Angkasa Pura I sejak tahun 2015 untuk mengangkat keunggulan daerah yang mempunyai potensi pariwisata dan bisnis dengan cara melakukan kolaborasi dengan pemerintah daerah, maskapai, hotelier, pelaku UKM, serta stakeholders pariwisata lainnya.

Tujuan program CDD yaitu mendukung program pemerintah mengenai pariwisata dan bisnis daerah, mengembangkan eco tourism dan meperkenalkan budaya tourism friendly, pembangunan berkelanjutan serta percepatan pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata.

Turut hadir dan menjadi narasumber kegiatan talkshow ini antara lain Direktur Pemasaran dan Pelayanan Angkasa Pura I Devy Suradji, Gubernur NTT Viktor Laiskodat, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi & Industri Pariwisata Dadang Rizki Ratman, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Travel Blogger Marischka Prudence, CEO Office - Strategic Development Tokopedia Doni Nathaniel Pramana, CO-Founder Du'anyam Hanna Keraf dan sebagai Moderator Andi F Noya.


Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan Pemprov NTT akan memfokuskan pada pembangunan akses infrastruktur jalan menuju destinasi wisata di NTT dan pengemasan festival-festival budaya sebagai daya tarik wisata.

No comments:

Post a Comment