Pasar Lama ibarat tempat yang wajib Anda kunjungi ketika bepergian ke Tangerang, Banten. Kawasan yang sarat nilai historis ini selalu berdenyut, dari pagi hingga malam.
Kebanyakan orang mengunjungi Pasar Lama untuk menjajal wisata kuliner. Akan tetapi, ramainya kawasan ini juga memikat bagi Anda yang menggemari street photography.
Ada berbagai macam objek yang bisa Anda tangkap di sini, sesuai kreativitas. Anda dapat membidik hiruk-pikuk suasana Pasar Lama, kesibukan para pedagang, sampai para penjala ikan di Sungai Cisadane di sisi barat pasar.
Berikut KompasTravel merangkum sejumlah tips bagi Anda yang ingin berburu potret di Pasar Lama:
Terdapat begitu banyak momen yang sayang Anda lewatkan. Di pagi hari, transaksi di pasar sedang pada puncaknya. Berbagai jenis komoditas, mulai dari sayuran, buah-buahan, sampai ikan berderet sepanjang gang.
Momen ini tentu begitu menarik untuk dibidik. Akan tetapi, jangan sampai mengganggu arus orang-orang berbelanja di gang yang cukup sempit itu.
Kelenteng Boen Tek Bio terletak pada gang yang sama dengan pasar. Kelenteng ini pun bertetangga dengan Wihara Padumuttara.
Kelenteng ini selalu dikunjungi jemaat setiap hari, meskipun tidak begitu ramai. Berbeda dengan acara misa di hari Minggu atau salat Jumat, kebanyakan jemaat berkunjung ke Boen Tek Bio dalam kelompok kecil di waktu yang tidak menentu.Di sini, Anda tidak diperkenankan masuk ke dalam ruangan kelenteng. Oleh karena itu, pastikan Anda membawa lensa yang mumpuni untuk meneropong jarak jauh.
Selepas tengah hari, aktivitas jual beli di pasar sudah berkurang drastis. Jika Anda sudah cukup puas mengambil foto di pasar dan kelenteng, cobalah berpindah ke bantaran Sungai Cisadane.
Sungai Cisadane masih kerap dimanfaatkan para nelayan untuk menjaring ikan. Beberapa anak pun sering bermain dan berlarian di tepinya. Selain itu, terik siang yang memantul di permukaan sungai juga menciptakan efek kerlip yang bagus untuk dipotret.
Jalan Kisamaun terbilang lengang sekitar pukul 3 petang. Beberapa becak tampak hilir-mudik membawa penumpang, memanfaatkan kondisi jalanan yang agak sepi.
Uniknya, sejumlah pengemudi becak merupakan orang-orang Tionghoa Benteng yang perawakannya cukup sulit dibedakan dengan orang-orang lokal.
Jelang senja, kesibukan baru mulai terlihat kembali, terutama di Jalan Kisamaun yang terbilang lebar. Para pedagang mulai bahu-membahu menyiapkan tenda dan lapak hingga mengangkut kursi.
Pada malam hari, lapak dan tenda ini akan berkali-kali lipat jumlahnya. Para pembeli tumpah ke jalan, baik yang berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan. Jika Anda pergi di akhir pekan, Anda akan menemui keramaian yang lebih padat lagi.
Anda bisa menggunakan teknik long exposure untuk menangkap keramaian ini. Maka, ada baiknya membawa tripod atau gorilla pod, dan carilah titik terbaik yang tidak mengganggu banyak orang.
No comments:
Post a Comment