- Sebagian orang mungkin penasaran dengan kondisi yang ada di dalam Gedung Sate yang menjadi ikon Kota Bandung sekaligus ikon Provinsi Jawa Barat.
Tapi rasa penasaran itu mungkin belum terjawab karena akses untuk masuk ke dalam gedung sangat terbatas
Pasalnya, selama ini gedung kuno tersebut masih dimanfaatkan sebagai kantor pemerintah Provinsi Jawa Barat sehingga tidak sembarang orang bisa masuk.
Tapi ada kabar baik untuk masyarakat yang ingin tahu banyak tentang Gedung Sate. Sebab, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah membuka akses masuk untuk masyarakat umum mengunjungi gedung tersebut.
Di dalam museum Gedung Sate seluas 500 meter persegi, pengunjung dijamin mendapat pengetahuan secara mendalam tentang sejarah pembuatan gedung yang awalnya bernama gedung Gouvernement Bedrijven ini.
Selain diberikan penjelasan oleh para guide, di dalam museum yang memadukan sejarah dan teknologi ini pengunjung juga akan dimanjakan dengan teknologi visual digital dan video mapping yang cukup canggih seperti yang terdapat di ruang film, ruang architarium, ruang augmented reality, ruang virtual reality dan ruang display.
Tidak hanya belajar tentang sejarah saja, mereka yang tertarik dengan seni arsitektur zaman kolonial juga bisa mengetahui rahasia material bangunan dan teknik yang digunakan para arsitek-arsitek zaman dulu dalam membangun Gedung Sate yang sejak tahun 1924 hingga hari ini masih berdiri kokoh.
Sebagai media pembelajarannya, di salah satu sudut museum tembok asli Gedung Sate sengaja dibobol dan dilubangi agar lebih detil terlihat batuan-batuan yang menjadi fondasi Gedung Sate.
Kita memadukan dan visualkan sejarah berdirinya Gedung Sate dari mulai dibangun menggunakan teknologi digital. Tembok bolong itu untuk melihat bagaimana konstruksi di dalam untuk pembelajaran seni arsitektur. Karena orang pasti penasaran materialnya, kata Azis Zulficar, Kasubag Publikasi dan Humas Pemerintah Provinsi Jawa Barat kepada Kompas.com, Jumat (8/12/2017) malam.
Di sisi lain museum, pengunjung akan diajak bertualang dengan balon udara. Tapi bukan balon udara sungguhan. Lewat teknologi virtual reality, pengunjung akan merasakan sensasi terbang di udara sambil melihat situasi awal di sekitar Gedung Sate yang dulumya masih lahan kosong nan hijau.
Tidak berhenti sampai di situ, sisi lain museum Gedung Sate yang menggunakan teknologi augmented reality juga memberikan sensasi menjadi mandor dalam proyek pembangunan Gedung Sate di zaman kolonial.
Jika penasaran dengan Museum Gedung Sate ini, pengunjung bisa masuk secara gratis mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB setiap hari.
Untuk sementara ini masuknya masih gratis. Tapi pengunjung yang masuk kita batasi dulu. Jadi tiap 35 orang bergantian karena kursi di movie room hanya cukup untuk 35 orang, jelas Azis.
Dalam peresmian, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau yang akrab disapa Aher mengatakan Museum Gedung Sate dirancang sejak dua tahun lalu. Museum ini dibuat smart karena bisa bercerita dengan teknologi digital, ujar Aher.
Aher berharap masyarakat bisa mengetahui tentang sejarah Gedung Sate mulai dari pembuatan yang bertujuan untuk memindahkan kantor pemerintahan Hindia Belanda dari Batavia ke Bandung, terhentinya pembangunan karena krisis Perang Dunia, hingga upaya perebutan Gedung Sate yang sempat dikuasai oleh tentara Gurkha hingga akhirnya menewaskan 7 pemuda.
Jadi tusuk sate di atas gedung menunjukkan biaya pembangunan Gedung Sate mencapai 6 juta golden. Kalau dirupiahkan sekarang Rp 300 miliar, tandasnya.
********************
No comments:
Post a Comment