Friday, October 11, 2019

12 Pelajar Asal NTT Promosikan 4 Tarian Tradisional di Norwegia

Para pelajar dari SMA Negeri 1 Sabu Timur, NTT akan mempromosikan tarian tradisional asal Sabu Raijua dalam Festival Indonesia yang digelar selama dua hari yakni 28-30 Juni 2019 di Norwegia. Empat tarian yang akan dipromosikan dalam kegiatan yang digelar di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Oslo itu, yakni Padoa, Ledo Hawu, Habba Koo Rai dan Pedogo Aru.

Sebanyak 12 pelajar SMU asal Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), akan berkunjung ke Norwegia.

Para pelajar dari SMA Negeri 1 Sabu Timur itu berencana akan mempromosikan tarian tradisional asal Sabu Raijua dalam Festival Indonesia yang digelar selama dua hari yakni 28-30 Juni 2019.

Empat tarian yang akan dipromosikan dalam kegiatan yang digelar di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Oslo itu, yakni Padoa, Ledo Hawu, Hab'ba Ko'o Rai, dan Pedogo Aru.

Para pelajar itu akan didampingi langsung oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke.

Festival Indonesia akan mengusung konsep festival terbuka dengan mengadakan kegiatan di ruang terbuka yang banyak dilewati oleh masyarakat di Kota Oslo.

Pemilihan ruang terbuka sebagai venue Festival Indonesia didasari oleh kebutuhan untuk mempromosikan Indonesia kepada masyarakat luas dengan lebih leluasa.

"Ini kesempatan yang baik bagi anak-anak kami untuk memperkenalkan budaya kami orang Sabu Raijua," ungkap Bupati Sabu Raijua Nikodemus, kepada sejumlah wartawan di sela-sela latihan terakhir para pelajar di Rumah Jabatan Gubernur NTT, Minggu (23/6/2019).

Nikodemus pun berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi NTT yang telah memfasilitasi keberangkatan para pelajar itu ke Norwegia.

Dia berharap, para pelajar bisa menampilkan yang terbaik, sehingga budaya Sabu Raijua bisa dikenal luas oleh dunia internasional.

Sementara itu Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, yang hadir menyaksikan latihan tarian dari pelajar itu, menyebut pihaknya memilih Sabua Raijua untuk menghadiri kegiatan di Oslo, karena kabupaten di selatan NTT itu punya sejarah dengan Eropa khususnya Inggris.

"Dulu, orang Inggris pertama yang mau ke Australia, sempat tinggal sebulan di Pulau Sabu karena kehabisan makanan. Raja Sabu saat itu, kemudian memberikan makan dan bekal lainnya," ungkap Josef.

Karena itu, tambah Josef, orang Eropa wajib hukumnya memberikan apresiasi kepada NTT khususnya Sabu Raijua.

No comments:

Post a Comment