Wednesday, June 26, 2019

Asal-usul Cabai, "Si Pedas" Kesukaan Orang Indonesia


Cabai bisa jadi salah satu tanaman paling penting di Indonesia. Saking pentingnya, harga cabai bahkan dapat memengaruhi tingkat inflasi. Namun, tak banyak yang tahu, "si pedas" pendamping lauk makan orang Indonesia ini memiliki asal-usul dan perjalanan yang panjang untuk sampai ke Tanah Air.

"Cabai itu kira-kira ditemukan sejak 9.000 tahun lalu, sudah lama sekali. Dianggap asalnya dari Peru atau Meksiko. Menyebar ke Eropa kemudian ke Hindia, dan kembali lagi ke Eropa," kata Bapak Teknologi Pangan Indonesia, FG Winarno, saat ditemui KompasTravel, Rabu (1/3/2017).

Penjelajah asal Italia, Kristoforus Kolumbus, disebutkan Winarno adalah orang yang membawa cabai ke Eropa pada akhir abad ke-15.

"Kemudian Eropa diserang kerajaan Ottoman pada abad ke-16. Jadi cabai banyak berkembang di Hungaria. Orang Hungaria menggangap kalau cabai itu berasal dari negaranya, padahal sebenarnya dari Meksiko," ujar pria yang pernah menjabat sebagai Presiden Codex Alimentarius Commission (komisi yang mengatur standar pangan di dunia) tersebut.

Di kampung halaman cabai, Meksiko, jumlah tanaman dengan genus Capsicum ini diperkirakan melebihi 100 jenis. Meski demikian, menurut Winarno, hanya ada 12 jenis cabai yang paling terkenal di Meksiko.

"Prinsipnya cabai itu dibagi menjadi dua, cabai pedas dan cabai manis," kata Winarno.

Cabai berukuran kecil, kata Winarno, umumnya memiliki rasa lebih pedas ketimbang cabai berukuran besar.

Ukuran kepedasan cabai sendiri dinyatakan dalam satuan satuan Scoville Heat Unit (SHU). Di dunia perdagangan internasional, ukuran minimal kepedasan cabai adalah 480.000 SHU. Di bawah ukuran tersebut, cabai digolongkan dengan cita rasa manis, bukan pedas.

No comments:

Post a Comment