Pasar Digital Ngingrong merupakan salah satu tempat istirahat terbaik bagi wisatawan yang mengadakan perjalanan menuju pantai-pantai di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta.
Lokasinya yang strategis di samping jalan utama menuju pantai selatan sekitar 8 kilometer dari Kota Wonosari menjadikan pasar ini mudah dijumpai. Selain itu, suasananya juga begitu klasik dan tradisional, serta menarik untuk difoto.
Tentu saja pasar yang berdiri dari kolaborasi Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Jogja dengan masyarakat ini juga menawarkan berbagai makanan dan minuman khas nan lezat.
Berikut ini 5 sajian tradisional yang bisa dinikmati di Pasar Digital Ngingrong:
Jika mampir ke Pasar Digital Ngingrong ketika siang hari, kemungkinan haus akan menyerang ketika perjalanan. Guna mengusir rasa dahaga itu, es dawet di pasar ini menjadi pilihan tepat.
Ada dua es dawet yang bisa dinikmati di sini, yakni es dawet biasa dan es dawet jenang atau bubur. Es dawet biasa sama seperti kebanyakan, yakni dawet semacam cendol yang disajikan bersama kuah santan dicampur gula merah.
Sementara dawet jenang atau bubur terdiri dari tiga jenis bubur, yakni bubur mutiara, gempol, dan tapai yang diberi kuah santan dicampur manisan gula merah.
Makanan ini baru digandrungi penikmat kuliner seantero negeri. Ulat Jati Goreng mudah kamu temui di @PasarNgingrong. Berani coba? Ayo ke @PasarNgingrong Buka Sabtu dan Minggu Pukul 06.00 - 12.00 WIB Berjejaring dengan @kemenpar @pesonaid_travel @genpi.co @genpijogja #DestinasiDigitalJogja #DestinasiDigital #PasarNgingrong #GenPI #Jogja #GenPIJogja
Sajian yang satu ini mungkin ekstrem bagi beberapa orang. Namun ulat jati goreng merupakan salah satu makanan khas Gunungkidul. Banyaknya pohon jati di kabupaten ini menjadikan banyak ulat bulu yang akhirnya dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
Meski ekstrem, sajian ini kaya protein. Rasanya pun gurih dan renyah karena dimasak dengan bumbu garam dan bawang. Ulat jati biasanya sedang banyak pada peralihan musim kemarau menuju musim hujan.
Pasti kalian sudah tidak asing lagi dengan makanan yang satu ini, apalagi namanya kalau bukan "sego thiwul". Thiwul merupakan salah satu makanan khas Gunungkidul yang bikin kangen. Biasanya orang Gunungkidul memakan nasi thiwul dengan cara dicampur dengan nasi putih. Thiwul yang berada di Pasar Ngingrong menawarkan rasa yang lezat apalagi ditemani oleh pesona alam di sekitar Pasar Ngingrong. Tunggu apalagi, siapakan uangmu untuk berakhir pekan di Pasar Ngingrong bersama teman-temanmu! ???? Buka Reguler ? @PasarNgingrong | Hari Sabtu dan Minggu | Pukul 06.00 - 12.00 WIB | di Geosite Ngingrong, Mulo, Wonosari, Gunungkidul. #DestinasiDigitalJogja #DestinasiDigital #GenPI #Jogja #GenPIJogja
Hidangan ini sebenarnya merupakan makanan pokok pengganti nasi. Namun kini penyajiannya dengan nasi sehingga dinamakan sega thiwul atau nasi thiwul.
Thiwul dibuat dari bahan dasar ketela pohon atau singkong. Makanan ini menjadi khas di Gunungkidul karena wilayahnya yang kering sehingga singkong lebih mudah tumbuh daripada padi, terutama di musim kemarau.
Sajian ini juga menyehatkan karena kandungan kalorinya yang lebih rendah daripada beras, tetapi tetap bisa mengenyangkan.
Sudah pernah dengar makanan yang satu ini? Namanya gatot, bahan dasarnya dari ketela yang sudah di fermentasi, biasanya orang di Gunungkidul menyebutnya "gaplek". Cara membuat gatot harus melalui beberapa tahap. Pertama harus direndam 2 hari, kemudian dikukus, jika sudah selesai dicampurkan dengan parutan kelapa. Penasaran kan bagaimana cara lengkap membuat gatot? Ayo datang ke Pasar Ngingrong, kalian bisa membeli sambil bertanya ke pedagangnya. Cepat, ajak orang yang kalian sayangi ngabuburit sambil eksplorasi makanan tradisional ke Pasar Ngingrong. Jangan lupa berbuka dengan yang setia karena yang manis belum tentu setia. ???? Selama Ramadan ? @PasarNgingrong | Buka setiap hari Pukul 15.00 - 18.00 WIB | di Geosite Ngingrong, Mulo, Wonosari, Gunungkidul. #DestinasiDigitalJogja #DestinasiDigital #GenPI #Jogja #GenPIJogja
Sama seperti thiwul, gaplek juga terbuat dari bahan dasar ketela pohon. Sajian ini menjadi khas di Gunungkidul karena lebih mudahnya tanaman seperti ketela tumbuh di tanahnya yang kering.
Untuk membuat gaplek, ketela harus direncam selama dua hari sehingga terfermentasi. Setelah itu ketela dikukus dan kemudian dicampur parutan kelapa. Rasa sajian ini gurih dan sedikit asin. Menyantapnya cukup membuat kenyang.
Sayur yang satu ini juga dipanggil si kuah cokelat. Hal itu jelas karena kuahnya yang berwarna cokelat. Rasa kuah itu gurih bercampur pedas sehingga membangkitkan zaman selera makan.
Selamat sore, Lur. Sudah ke Pasar Ngingrong belum hari ini? Nama makanan ini adalah sayur brongkos, bisa juga dipanggil si kuah cokelat dengan rasa memikat. Sudah pernah mencoba belum nih? Kalau mimin sudah pernah. Ada beberapa bahan yang wajib muncul dalam masakan ini, antara lain, kulit melinjo, kacang tolo, tahu dan daging. Kuah yang pedas dan gurih membangkitkan selera makan kalian, apalagi disantap dengan nasi hangat. Ajak orang yang kalian sayangi untuk menikmati sayur brongkos di Pasar Ngingrong, mau ajak mimin juga boleh benget. ???? Jangan lewatkan edisi lebaran di Pasar Ngingrong bersama keluarga! Selama Lebaran ? @PasarNgingrong | Buka 17-24 Juni 2018 | di Geosite Ngingrong, Mulo, Wonosari, Gunungkidul. #DestinasiDigitalJogja #DestinasiDigital #GenPI #Jogja #GenPIJogja
Sayur ini disajikan dengan campuran bahan-bahan seperti kulit melinjo, kacang tolo, tahu dan potongan daging. Biasanya sayur brongkos disantap bersama nasi sehingga mengenyangkan.
No comments:
Post a Comment