Thursday, August 29, 2019

Ahok Dipenjara, Begini Dampaknya Terhadap Antusiasme Wisatawan Balai Kota

Pengunjung remaja berfoto selfie di salah satu ruangan di kompleks Balai Kota DKI Jakarta di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu (12/9/2015). Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama resmi membuka Kompleks Balai Kota Jakarta sebagai obyek kunjungan publik setiap Sabtu dan Minggu.

Kurang lebih dua bulan lamanya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjalani masa tahanan setelah vonis dua tahun penjara terkait kasus penistaan agama. Selama itu pula, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Balai Kota DKI Jakarta semakin mengalami penurunan.

"Masih ada warga yang berwisata ke Balai Kota tapi tak sebanyak dulu. Tidak bisa dipungkiri bahwa daya tariknya adalah beliau," ujar Bambang Irawan, Staf Biro Umum Pemprov DKI saat ditemui KompasTraveldi Balai Kota DKI Jakarta pada Minggu (16/07/17).

Ketika Ahok masih aktif bekerja, Balai Kota setiap harinya bisa dipenuhi 100 - 200 pengunjung. Angka tersebut semakin melonjak saat masyarakat mengetahui Ahok terlibat dalam kasus dugaan penistaan agama.

"Waktu kena kasus, sehari kami bisa melayani 1.000 orang setiap harinya. Sebagian besar berlomba-lomba untuk berfoto dengan beliau. Bahkan ada yang sudah ambil nomor antrian dari pukul lima pagi," tambah Bambang.

Kebijakan yang diambil petugas Balai Kota guna adalah membagi pengunjung ke dalam dua golongan.

Golongan pertama meliputi masyarakat yang hanya ingin mengabadikan momen dengan Ahok selaku Gubernur kala itu. Sedangkan bagi warga yang ingin mengadukan keluhannya, termasuk dalam golongan kedua.

Titik puncak meningkatnya antusiasme warga untuk berkunjung ke Balai Kota yaitu ketika Ahok dinyatakan kalah dalam Pilgub DKI 2017. Hal ini dibuktikan dengan kiriman sebanyak 7.000 karangan bunga oleh masyarakat dari berbagai daerah yang tak henti-hentinya membanjiri Balai Kota.

No comments:

Post a Comment